Semasa saya berada didalam zon bermuhasabah diri dahulu...
berbagai buku saya rujuk antaranya Bimbingan Mukminin, La Tahzan(Jangan
Bersedih), Roh dan banyak lagi untuk memujuk diri sendiri maupun untuk
mencari kesilapan diri.
Muhasabah diri amat perlu untuk kita
memperbaiki diri dan keluarga. Muhasabah tidak sama dengan berkeluh
kesah. Mungkin hampir sama tapi tidak serupa. Mungkin
orang menganggap kita berkeluh kesah(bergantung pada cara kita
bercerita /menyampaikannya)..Tidak saya kesali apa
yang terjadi cuma saya sering memikirkan kesilapan diri sendiri untuk
memperbaiki diri dan memohon keampunan dari Ilahi.
Sebagai hamba Allah atau manusia biasa
ini, tiada rasa sedih maupun berkeluh kesah itu adalah mustahil bagi
saya. Cumanya saya cuba meminimakan sehabis mungkin. Islam juga tidak
menghalang untuk kita bersedih/berkeluh kesah asalkan tidak
keterlaluan. Bagi saya ia boleh menerbitkan rasa insaf dan taubat pada
diri sendiri maupun orang lain, asalkan kita tidak menjaja cerita-cerita
yang kurang baik. Pun begitu saya sentiasa memohon keampunan dari
Allah Yang Maha Pengampun. Semoga Allah mengampunkan segala dosa-dosa
saya.
Mengakui kesilapan diri adalah satu
sikap yang terpuji tetapi bukan bermakna menghina diri, tidak juga cuba
untuk mengaibkan diri sendiri, tidak juga untuk bercerita seantero
duniawi. Cuma mencari masa bersunyi-sunyi dengan Ilahi untuk memohon
keampunan dan juga taubat sejati.
Manakala menulis di sini adalah untuk
memberi kesedaran dan peringatan pada diri sendiri , semoga saya dijauhkan
dari niat untuk menagih simpati .
Saya juga tercari-cari bagaimana
yang di katakan berkeluh kesah juga bagaimana yang dikatakan tentang
sabar. Maka saya menjumpainya dan saya ambil sedikit apa yang di katakan tentang nya;
Keluh kesah dalam jiwa manusia adalah hal yang wajar. Sifat ini mempunyai kehendak yang didalangi oleh syaitan..Sifat keluh kesah ini sama sekali tidak
boleh dituruti kehendaknya. Ia akan senantiasa menggambarkan
ketidak upayaan dalam mengarungi kehidupan , jauh dari nilai-nilai
kesabaran dan kepribadian yang qana’ah. Jika diikuti kemahuannya maka stress dan putus asa akan selalu menghantuinya.
Allah SWT. menegaskan sifat negatif ini dalam firman-Nya;
..: Sesungguhynya manusia
diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan
(keuntungan) ia amat kikir. (QS. Al-Ma’aarij:19-21)
Pada dasarnya setiap penyakit ada penawarnya, hal ini terungkap dalam shahih Muslim “Bagi setiap penyakit itu ada obatnya”, termasuk juga penyakit keluh kesah.
Berikut ini antara lain terapi untuk mengantisipasi keluh kesah yang melebihi kadarbatasnya, yaitu:
1. Sabar dan Sadar
Salah satu pengertian sabar adalah menerima cobaan yang datang dari Allah SWT, kemudian diiringi dengan keikhlasan dan ketabahan serta usaha yang maksima. Ketiga istilah ini merupakan komponen dari kesabaran.
Secara sedar, bahwa segala apa yang
Allah timpakan kepada hamba-Nya yang berupa musibah, pasti di dalamnya
terkandung nilai-nilai kebaikan dan pahala dari-Nya sebagaimana
tergambar dalam hadits: “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka diberinya cobaan”.
Benar, Setiap yang berlaku pasti ada
sebab musababnya. Allah ingin menguji saya apakah yang diperkatakan itu mampu dan
boleh saya lakukan? Adakah benar saya mencintai-Nya maupun rasul-Nya
lebih dari segala-galanya didunia ini walaupun suami saya sendiri.?
No comments:
Post a Comment