Wednesday 22 February 2012

Berkat Sabar...



Semasa  saya berada didalam zon bermuhasabah diri dahulu...  berbagai buku saya rujuk antaranya Bimbingan Mukminin, La Tahzan(Jangan Bersedih), Roh dan banyak lagi untuk memujuk diri sendiri maupun untuk mencari kesilapan diri.
Muhasabah diri amat perlu untuk kita memperbaiki diri dan keluarga.  Muhasabah tidak sama dengan berkeluh kesah.   Mungkin hampir sama tapi tidak serupa. Mungkin orang menganggap kita berkeluh kesah(bergantung pada cara kita bercerita /menyampaikannya)..Tidak saya kesali apa yang terjadi cuma saya sering memikirkan kesilapan diri sendiri untuk memperbaiki diri dan memohon keampunan dari Ilahi.
Sebagai hamba Allah atau manusia biasa ini, tiada rasa sedih maupun berkeluh kesah itu adalah mustahil bagi saya.  Cumanya saya cuba meminimakan sehabis mungkin.  Islam juga tidak menghalang untuk kita bersedih/berkeluh kesah asalkan tidak keterlaluan.  Bagi saya ia boleh menerbitkan rasa insaf dan taubat pada diri sendiri maupun orang lain, asalkan kita tidak menjaja cerita-cerita yang kurang baik.  Pun begitu saya sentiasa memohon keampunan dari Allah Yang Maha Pengampun.  Semoga Allah mengampunkan segala dosa-dosa saya.
Mengakui kesilapan diri adalah satu sikap yang terpuji tetapi bukan bermakna menghina diri, tidak juga cuba untuk mengaibkan diri sendiri, tidak juga untuk bercerita seantero duniawi.  Cuma mencari masa bersunyi-sunyi dengan Ilahi untuk memohon keampunan dan juga taubat sejati.
Manakala menulis di sini adalah untuk memberi kesedaran dan peringatan pada diri sendiri  , semoga saya dijauhkan dari niat untuk menagih simpati .
Saya juga tercari-cari bagaimana yang di katakan berkeluh kesah juga bagaimana yang dikatakan tentang sabar.  Maka saya menjumpainya dan saya ambil sedikit apa yang di katakan tentang nya;
Keluh kesah dalam jiwa manusia adalah hal yang wajar. Sifat ini mempunyai kehendak yang didalangi oleh syaitan..Sifat keluh kesah ini sama sekali tidak boleh dituruti kehendaknya. Ia akan senantiasa menggambarkan ketidak upayaan dalam mengarungi kehidupan , jauh dari nilai-nilai kesabaran dan kepribadian yang qana’ah. Jika diikuti kemahuannya maka stress dan putus asa akan selalu menghantuinya.
Allah SWT. menegaskan sifat negatif ini dalam firman-Nya;
..: Sesungguhynya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan (keuntungan) ia amat kikir. (QS. Al-Ma’aarij:19-21)

Pada dasarnya setiap penyakit ada penawarnya, hal ini terungkap dalam shahih Muslim “Bagi setiap penyakit itu ada obatnya”, termasuk juga penyakit keluh kesah.
Berikut ini antara lain terapi untuk mengantisipasi keluh kesah yang melebihi kadarbatasnya, yaitu:
1. Sabar dan Sadar
Salah satu pengertian sabar adalah menerima cobaan yang datang dari Allah SWT, kemudian diiringi dengan keikhlasan dan ketabahan serta usaha yang maksima. Ketiga istilah ini merupakan komponen dari kesabaran.
Secara sedar, bahwa segala apa yang Allah timpakan kepada hamba-Nya yang berupa musibah, pasti di dalamnya terkandung nilai-nilai kebaikan dan pahala dari-Nya sebagaimana tergambar dalam hadits: “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka diberinya cobaan”.  

Benar,  Setiap yang berlaku pasti ada sebab musababnya.  Allah ingin menguji saya apakah yang diperkatakan itu mampu dan boleh saya lakukan?  Adakah benar saya mencintai-Nya  maupun rasul-Nya lebih dari segala-galanya didunia ini walaupun suami saya sendiri.?

No comments:

Post a Comment